Kisah Pilu Setelah Melahirkan Dalam Air, Anak Cacat Tidak Bisa Bicara Dan Berjalan
Sejumlah ulasan dan kajian menyimpulkan bahwa banyak ibu yang sukses bersalin dalam air. Namun, menurut American Academy of Pediatrics dan The American College of Obstetricians and Gynecologist, bersalin dalam air juga berisiko sangat tinggi.
Risiko tinggi tersebut dialami dan terus menjadi kehidupan seorang ibu dari Oregon, AS, yang mengaku telah dimanipulasi oleh bidan di Legacy Emanuel Medical Centre di Portland, untuk melahirkan dalam air pada Desember 2011 silam.
Amy Benton dianjurkan oleh bidan bahwa dirinya merupakan kandidat ideal untuk melahirkan dalam air atau waterbirth.
Bahkan, bidan itu mengatakan pada Amy bahwa waterbirth adalah persalinan paling aman ketimbang persalinan konvensional dan operasi Caesar.
Namun, menurut dokumen persidangan, belakangan baru diketahui bahwa Amy bukan kandidat ideal karena kehamilannya memiliki risiko tinggi.
Sebab, detak jantung janin Amy abnormal saat dia masuk ke rumah sakit untuk melahirkan.
Pengacara Amy, Rich Rogers, mengatakan bahwa bidan lalai dalam memeriksa kondisi janin dan detak jantung janin sebelum melakukan praktek waterbirth.
Rich menegaskan bahwa jika para bidan memonitor kondisi vital janin Amy dan berkonsultasi dengan dokter kandungan, mereka pasti akan segera mendeteksi adanya kelainan pada jantung janin dan Amy mestinya segera dilarikan untuk mendapatkan operasi bedah Caesar
Kondisi vital janin yang abnormal, kata Rich, dokter mana pun tidak akan merekomendasikan ibu untuk melahirkan normal dengan mendorong bayi.
Kelalaian para bidan tersebut membuat bayi lelaki Amy yang bernama Luca kekurangan oksigen selama 15 menit.
“Bayi yang mereka keluarkan seperti diniatkan untuk tidak hidup lama,” jelas Rich pada Oregon Live.
Kekurangan oksigen selama belasan menit pada bayi yang baru lahir berakibat fatal dan bisa berujung pada kegagalan organ vital.
Sekarang, Luca telah berusia empat tahun menderita cerebral palsy, tidak bisa berjalan, dan tidak bisa bicara.
Tuntutan hukum malpraktik keluarga Luca berjalan sukses. Pihak rumah sakit wajib membayar ganti rugi sebesar 13 juta dollar AS atau lebih kurang Rp 172 miliar.
Namun, uang sebanyak itu tidak akan menggantikan rasa sedih dan pilu keluarga Benton terhadap penderitaan yang harus disandang Luca seumur hidup.
American College of Nurse Midwives dan The American Association of Birth Centers merespon tragedi keluarga Benton dengan mengatakan bahwa bersalin dalam air memang sangat aman tetapi dalam situasi kondisi ibu dan janin yang mendukung.
“Wanita yang memiliki komplikasi saat mengandung tidak boleh melahirkan dalam air,” ujar Dr Lindsay Appel, OB/GYN di Mercy Medical Centre.
“Apa yang terjadi saat proses persalinan tidak bisa diprediksi, meski pada wanita hamil yang tidak memiliki komplikasi sekali pun. Jadi, kondisi tubuh ibu dan janin harus benar-benar diperiksa, terutama pemeriksaan vital,” pungkasnya.
Post a Comment for "Kisah Pilu Setelah Melahirkan Dalam Air, Anak Cacat Tidak Bisa Bicara Dan Berjalan"