Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Diskusi bertajuk "Fenomena Pilgub DKI 2017" Hanya Memperdebatkan Ahok


PopTopik.com, Jakarta — Pesta demokrasi terbesar DKI Jakarta semakin dekat. Para bakal calon yang bersaing memperebutkan kursi DKI 1 sedang menyusun strategi mendapatkan simpatik dari masyarakat Ibu Kota.

Namun, petahana Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masih tetap menjadi buah bibir di setiap pembicaraan diskusi yang membahas tentang calon gubernur DKI.

Di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta Pusat, sebuah diskusi bertajuk "Fenomena Pilgub DKI 2017" mempertemukan para bakal calon gubernur, seperti Ahmad Dhani, Hasnaeni Moein "Wanita Emas", M Idrus, dan Edysa Girsang.

Dihadiri banyak bakal calon gubernur DKI, pengamat politik Boni Hargens mengatakan bahwa semua kandidat tersebut tidak akan mampu menyaingi elektabilitas Ahok. Bahkan, secara terang-terangan, Boni berani mengatakan bahwa semua bakal calon hanya menjadi "catatan kaki" bagi Gubernur Basuki.

Ahmad Dhani dan Yusril Ihza Mahendra yang tidak hadir pada diskusi tersebut juga "disentil" Boni.

"Dibanding Ahok, yang lain hanya catatan kaki. Orang seperti Yusril dan Ahmad Dhani, mereka hanya catatan kaki untuk melawan Ahok," ujar Boni dalam diskusi yang berlangsung pada Selasa (10/5/2016).

Menurut Boni, kandidat seperti Tri Rismaharini yang saat ini menjabat Wali Kota Surabaya dan Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah yang diisukan akan diusung oleh PDI-P pada Pilkada 2017 mendatang harus lebih cermat menghitung kesempatan dan strategi untuk melawan Ahok.

Menurut Boni, bail Risma maupun Ganjar akan sulit bertahan di Jakarta dengan konteks dan cakupan yang lebih beragam dibanding Surabaya dan Jawa Tengah.
Bakal calon gubernur DKI Ahmad Dhani tidak menggubris sentilan Boni. Pentolan grup musik Dewa ini malah menyindir Ahok yang dinilai tidak cocok menduduki kursi DKI 1.

Menurut Dhani, Ahok hanya bisa melakukan pekerjaan teknis yang seharusnya tidak dilakukan oleh seorang gubernur. Dia menilai bahwa apa yang dilakukan oleh Ahok sebagai gubernur tidak mencerminkan tugas seorang gubernur.

Dhani pun menyarankan kepada Ahok agar menjadi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara atau menjadi Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Diskusi tersebut tidak lagi membahas "Fenomena Pilgub DKI", tetapi mendadak menjadi perdebatan antara pendukung Ahok, yaitu "Batman", dan Masyarakat Anti-Ahok yang ikut sebagai peserta diskusi.

Saling adu argumen terjadi. Batman yang diwakili Immanuel Ebenezer menilai bahwa kinerja Ahok selama memerintah di DKI terbilang baik. Menurut dia, Ahok berani mengubah sistem yang korup.

Sementara Masyarakat Anti-Ahok yang diwakili Lius Sungkarisma menyebut bahwa Ahok tebang pilih dalam pemerintahannya.

"Ahok kalau ngeliat orang kecil salah, gemes banget. Tapi kalau orang kaya, hanya senyum saja," ujar Lius.

Terlepas dari semua kontroversi, beberapa lembaga survei seperti Populi Center hingga lembaga Konsep Indonesia, menyebut elektabilitas Ahok masih mengungguli semua bakal calon gubernur DKI. (kompas)
Iklan Bawah Artikel
Kode Iklan Matched Content

Post a Comment for "Diskusi bertajuk "Fenomena Pilgub DKI 2017" Hanya Memperdebatkan Ahok"